Pages

Thursday, August 2, 2018

Timnas Gulat Indonesia Tes Doping

TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Timnas Gulat Indonesia yang akan diterjunkan ke Asian Games 2018 tengah menjalani saat-saat terakhirnya menempa diri di Icuk Sugiarto Training Centre (ISTC), Kadudampit, Cisaat, Sukabumi.

Sebanyak 18 pegulat yang dipersiapkan sejak medio April 2018 lalu masih akan menjalani proses latihannya di ISTC hingga ke saat memasuki Perkampungan Atlet (Athlete Village) di Kemayoran sekitar 10 atau 11 Agustus mendatang.

Pada Kamis (2/8/2018), Timnas Gulat Indonesia mendapatkan 'pencerahan' soal doping dan penyalah-gunaan doping dari Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).

Otoritas doping yang diketuai oleh dr.Zaini Khadafi Saragih itu mengirimkan tiga stafnya ke ISTC untuk memberikan sosialisasi mengenai obat-obatan yang dikategorikan terlarang dan berbahaya untuk dimanfaatkan oleh para atlet. Sosialisasi ini dilakukan ke seluruh cabor yang dipertandingkan di Asian Games XVIII/2018.

Sosialisasi yang disertai pengambilan sampel urine dari atlet tersebut sejalan dengan program Dewan Olimpiade Asia (OCA) untuk pengambilan 1000 sampel urine dari negara-negara kompetitor Asian Games yang sudah ditetapkan jauh-jauh hari.

Berkaitan dengan itu, dilakukan pengambilan sampel terhadap atlet gulat. Ada lima pegulat yang diambil sampel urinenya oleh Arif, Herly Pardilla dan Lina- tiga utusan Doping Control Officer (DCO) itu. Yakni, Fakhriansyan, Ardiansyah, Andika Sulaeman, Dewi Atthiya dan Eka Setiawati.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Walau sekadar dijadikan contoh, LADI/DCO tetap memeriksa sampel tersebut. Terkait hasil pemeriksaan sampel doping tersebut, ketua LADI dr.Zaini Khadafi Saragih menegaskan, sebelum Asian Games berlangsung sudah bisa diketahui.

"Anak-anak diingatkan agar tidak sembarangan memakai obat-obatan, bahkan kosmetik untuk make-up pun berbahaya, sebab ada yang mengandung zat doping," papar Buyamin, pelatih paling senior di pelatnas gulat. Berkaitan dengan penggunaan obat-obatan atau suplemen atau vitamin untuk gulat, mereka diingatkan agar seyogyanya berkoordinasi dengan tim medis dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Sebanyak 18 pegulat yang saat ini menjalani pelatihan di ISTC seluruhnya sudah pasti akan membawa nama bangsa di kompetisi gulat Asian Games XVIII/2018 yang memang mempertandingkan 18 kelas. Ke-18 pegulat pelatnas masing-masing terdiri dari enam pegulat gaya bebas putra, enam gaya greego dan enam gaya bebas putri. Enam pegulat gaya grego adalah Hasan Sidik (59 kg/Jatim), M.Aliansyah (66 kg/Kaltim), Andika Sulaeman (75 kg/DKI Jakarta), Lulut Gilang Saputra (85 kg/Jatim), Ashar Ramadhani (98 kg/Kaltim), dan Papang Ramadhani (130 kg/Kaltim). Sementara enam pegulat gaya bebas putra, Eko Roni Saputra (57 kg/Kaltim), Ardiansyah (65 kg/Kaltim), Rizky Dermawan (74 kg/DKI Jakarta), Fakhriansyah (86 kg/Kalsel), Ronald Lumban Toruan (97 kg/Sumsel), dan Dimas Seto (125 kg/Jatim). Enam pegulat gaya bebas putri, Eka Setiawati (48 kg/Jabar), Dewi Ulfa (53 kg/Kaltim), Mutiara Ayu Ningtias (58 kg/Jatim), Dewi Atiya (63 kg/Jabar), Desi Sinta (69 kg/Banten), dan Ridha Wahdaniyati (75 kg/Kalsel).

Enam pegulat gaya grego putra ditangani oleh pelatih Edem Abduraimov dan Buyamin, sementara pegulat gaya bebas putra dilatih Zulhadiri dengan dibantu Ivanov Stefan Ganchev dari Bulgaria, dan enam pegulat gaya bebas putri ditempa oleh Fathur Rahman.

Edem Abduraimov memanggil satu pegulat gaya grego dari DKI Jakarta, Niko Sanjaya, untuk tambahan sparring-partner di pelatnas.

Let's block ads! (Why?)

kalo gak lengkang berita nya buka link di samping atau di bawah http://www.tribunnews.com/sport/2018/08/02/timnas-gulat-indonesia-tes-doping

No comments:

Post a Comment